Minggu, 10 Oktober 2010

Mengenal Ikan Pari

Oleh: AsianBrain.com Content Team
Ikan Pari atau nama saintifiknya Dasyatis uarnak adalah sejenis ikan yang enak dimakan dan terdapat diseluruh dunia. Ikan ini bersaudara dengan ikan jerung., tetapi tidak seperti ikan jerung, yang merupakan pemangsa dengan rahang yang kuat, ikan ini jarang sekali memakan manusia dan mulutnya yang kecil bukanlah ancaman sama sekali.
Ikan ini akan menggunakan giginya hanya sebagai satu bentuk mempertahankan diri. Terdapat kira-kira 200 spesies, terdapat di air tawar dan lautan. Kebanyakan ikan tidak mempunyai kemampuan untuk menyengat.
Ikan pari (rays) termasuk dalam sub grup elasmobranchii, yaitu ikan yang bertulang rawan dan grup Cartilaginous (Last and Stevens,1994). Ikan ini mempunyai bentuk tubuh gepeng melebar (depressed) dimana sepasang sirip dada (pectoral, fins)-nya melebar dan menyatu dengan sisi kiri-kanan kepalanya, sehingga tampak atas atau tampak bawahnya terlihat bundar atau oval.
Ikan ini umumnya mempunyai ekor yang sangat memanjang menyerupai cemeti. Pada beberapa spesies, ekor ikan dilengkapi duri penyengat sehingga disebut 'sting-rays', mata ikan umumnya terletak di kepala bagian samping.
Posisi dan bentuk mulutnya adalah terminal (terminal mouth) dan umumnya bersifat predator. Jenis ikan ini bernapas melalui celah insang (gill openings atau gill slits) yang berjumlah 5-6 pasang. Posisi celah insang adalah dekat mulut di bagian bawah (ventral). Ikan pari jantan dilengkapi sepasang alat kelamin yang disebut "clasper" letaknya di pangkal ekor. Ikan betina umumnya berbiak secara melahirkan anak (vivipar) dengan jumlah anak antara 5-6 ekor.
Ukuran ikan pari dewasa bervariasi dari ukuran yang ralatif kecil, yaitu lebar 5 cm dengan panjang 10 cm (famili NARKIDAE) hingga berukuran sangat besar yaitu lebar 610 cm dengan panjang 700 cm (pari Manta, family MOBULIDAE). Jumlah jenis ikan ini yang mendiami perairan di seluruh dunia belum ada informasi yang tepat.
Adapun yang pernah teridentifikasi secara akurat di Indonesia sesuai hasil penelitian Sainsbury et,al.(1985) dan Tarp and Ifailola (1982) yang dilakukan di Samudera Hindia sebanyak 16 spesies. Penelitian lain yang di lakukan di Laut Cina Selatan oleh Isa et.al. (1998) mencatat sebanyak 4 spesies. Distribusi geografis ikan ini sangat luas, ikan pari ditemukan diperairan tropis, subtropis dan perairan di antartika yang dingin.
Jenis-Jenis Ikan Pari (Rays) antara lain : Paro Mondol, Pari Minyak, Pari Cingir, Pari Keprak / Pari Kupu-Kupu, Pari Mutiara, Pari Hidung Runcing, Pari Macan, Maugean Skate, Giant Shovelnose Ray (Rhinobatos typus), Pari Hiu - Shark Ray (Rhina ancylostoma), White Spotted Shovelnose Ray (Rhynchobatus djiddensis), Spotted Shovel Nose Ray (Aptychotrema sp), Yellow Shovel Nose Ray (Aptychotremata sp), Brown Stingaree (Urolophus westraliensis), Blotched Stingaree, Banded Numbfish, Ornate Numbfish (Narcine sp), Numbfish, Eyed Skate, Western Round Skate, Brown Stingray (Dasyatis annolatus), Brown Reticulad Stingray, Blue Spotted Stingray (Dasyatis kuhlii), Black Stingray (Dasyatis thetidis), Cowtail Stingray, Black Blotched Stingray, BLue Spotted Fantail Stingray, Black Spotted Stingray, Manta Ray, Patchwork Stingaree, Rat Tailed Ray (Gymnura australis), Pari Burung Elang - Barbless Eagle Ray (Aetomyleus nichofii), Pari Burung Elang - Spotted Eagle Ray (Aetobatus narinari), Pari Harimau, Pari Raksasa, Pari Mirip Manusia.
Tentang Penulis: AsianBrain.com Content Team. Asian Brain adalah pusat pendidikan Internet Marketing PERTAMA & TERBAIK di Indonesia. Didirikan oleh Anne Ahira yang kini menjadi ICON Internet Marketing Indonesia. Kunjungi situsnya: www.AsianBrain.com



Mengenal Prospek Ikan Cupang

Oleh: AsianBrain.com Content Team
Ikan Cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar yang habitat asalnya adalah beberapa negara di Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Ikan ini mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Di kalangan penggemar, ikan cupang umumnya terbagi atas tiga golongan, yaitu cupang hias, cupang aduan, dan cupang liar.
Ikan cupang adalah salah satu ikan yang kuat bertahan hidup dalam waktu lama sehingga apabila ikan tersebut ditempatkan di wadah dengan volume air sedikit dan tanpa adanya alat sirkulasi udara (aerator), ikan ini masih dapat bertahan hidup. Perkembangan variasi ditinjau dari segi bentuk dan warna terbilang pesat dalam beberapa generasi terakhir.
Ikan Cupang hias dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
  • Halfmoon (setengah bulan), cupang jenis ini memiliki sirip dan ekor yang lebar dan simetris menyerupai bentuk bulan setengah. Jenis cupang ini pertama kali dibudidaya di Amerika Serikat oleh Peter Goettner pada tahun 1982.
  • Crowntail (ekor mahkota) atau serit, cupang jenis ini pertama kali dibudidayakan oleh seorang peternak cupang yang tinggal di daerah Jakarta Timur, pada tahun 1998[rujukan?]. Ciri utamanya adalah sirip dan ekornya yang menyerupai sisir sehingga di namakan serit.
  • Double tail (ekor ganda)
  • Plakat Halfmoon
  • giant (cupang raksasa), cupang jenis ini merupakan hasil perkawinan silang antara cupang biasa dengan cupang alam, cupang jenis ini ukurannya bisa mencapai 12 cm
Dalam kurun satu dekade terakhir ikan cupang hias yang banyak berkembang di kawasan Asia Tenggara kian populer di mancanegara. Ikan hias ini sering ditampilkan dalam ajang-ajang promosi dan pameran ikan hias internasional. Harga ikan kecil yang berukuran 3-5 sentimeter itu bisa mencapai jutaan rupiah per ekor.
Ciri menonjol dari ikan yang gerakannya agresif ini adalah warnanya yang menarik dan indah dengan sirip yang lebar dan bisa mekar. Jenis ikan cupang hias yang banyak diminati adalah cupang alam (wild betta), selain cupang hasil budidaya. Popularitas cupang hias kian berkilau seiring dengan semakin beragamnya corak cupang. Ini yang membuat pasar cupang tidak seperti ikan hias lainnya, yang naik turun seiring dengan tren selera peminat ikan hias.
Pengembangan ikan cupang hias tidak membutuhkan perawatan khusus. Hanya butuh waktu dan ketekunan dalam proses menjodohkan cupang. Hal ini karena ikan jantan sangat pemilih dalam menentukan pasangan.
Selain itu, pasca pemilahan diperlukan pengawasan. Sebab, ada kecenderungan ikan betina yang telah menghasilkan telur akan disingkirkan oleh cupang jantan. Cupang jantan cenderung merawat sendiri telur dan anakan. Sebaliknya, cupang betina cenderung memakan telur hasil pemilahan.
Saat ini, pemasaran sebagian ikan cupang dilakukan melalui internet. Melalui pemasaran berbasis internet itu, produk cupang dalam negeri bisa laku dijual hingga ke benua lain. Ikan yang diekspor umumnya berkualitas tinggi, yaitu berukuran tubuh lebih dari 4,5 sentimeter, dengan harga jual minimal ratusan ribu rupiah. Semakin bagus bentuk tubuh, fisik, dan sirip cupang, harga jualnya makin bagus. Bisnis ini menguntungkan karena tidak ada standar atau patokan harga tertentu. Harga bergantung minat.
Tentang Penulis: AsianBrain.com Content Team. Asian Brain adalah pusat pendidikan Internet Marketing PERTAMA & TERBAIK di Indonesia. Didirikan oleh Anne Ahira yang kini menjadi ICON Internet Marketing Indonesia. Kunjungi situsnya: www.AsianBrain.com


Macam-macam Jenis Ikan Marlin


Pemancing itu mendambakan sekali bisa dapat marlin. Menurut para pemancing kawakan, marlin itu hebat fight-nya. Jenis ikan ini juga cantik sekali. "Kalau terpancing, dia melompat ke atas permukaan 10 sampai 20 meter. Pemancing bisa melihat "musuh" di depannya itu. Ini sebuah pesona yang hanya bisa dinikmati sedikit orang," ujar Dadi Kartahadimadja, yang pernah mendapat marlin seberat 300 kg namun lepas, ketika mengikuti turnamen mancing di Manado. Tapi jika marlin terpancing, dia naik kepermukaan. Ada waktu untuk tarik ulur. Di sinilah pemancing fight bagaimana memenangkan pertarungan. Kapten kapal musti cekatan juga, membantu agar tali tidak putus. Caranya bisa memundurkan kapal agar posisi tali kendur dan ada kesempatan menggulung.
Pemancing itu mendambakan sekali bisa dapat marlin. Menurut para pemancing kawakan, marlin itu hebat fight-nya. Jenis ikan ini juga cantik sekali. "Kalau terpancing, dia melompat ke atas permukaan 10 sampai 20 meter. Pemancing bisa melihat "musuh" di depannya itu. Ini sebuah pesona yang hanya bisa dinikmati sedikit orang," ujar Dadi Kartahadimadja, yang pernah mendapat marlin seberat 300 kg namun lepas, ketika mengikuti turnamen mancing di Manado.

Tapi jika marlin terpancing, dia naik kepermukaan. Ada waktu untuk tarik ulur. Di sinilah pemancing fight bagaimana memenangkan pertarungan. Kapten kapal musti cekatan juga, membantu agar tali tidak putus. Caranya bisa memundurkan kapal agar posisi tali kendur dan ada kesempatan menggulung.

Ada beberapa jenis ikan marlin. Black marlin atau marlin hitam dalam bahasa ilmiah disebut Makaira indica. Kemudian ada blue marlin atau marlin biru (Makaira nigircan). Sailfish atau ikan layar disebut Istiophorus platypterus. White marlin atau marlin putih (Tetrapturus albidus). Dan swordfish atau ikan todak dengan nama latin Xiphias galduys Linnaeus. Masih ada lagi stripped marlin (Tetrapturus audax) dan spearfish (Tetrapturus pfiuegeri / Tetrapturus angustirostris / Tetrapturus belone).



Sail Fish atau Ikan Layar (Istiophorus platypterus)



Black Marlin atau Marlin Hitam (Makaira indica)

Ikan ini yang terdapat di Samudra Hindia dan menjadi buruan dalam kegiatan hobi olahraga memancing di Pelabuhan Ratu. Selain di situ juga terdapat di Samudra Pasifik. Berada pada air dengan suhu 21-30 derajat Celcius dan jarang dijumpai di perairan dingin.



Black marlin atau marlin hitam (Makaira indica)


Ikan ini dapat dengan cepat diidentifikasi karena ini satu-satunya marlin yang memiliki sirip punggung yang kaku. Sirip ini tidak bisa dilipat ke badannya. Garis punggungnya jarang sekali tampak jelas pada ikan dewasa. Punggungnya berwarna biru tua yang langsung berubah warna menjadi putih pada garis punggung. Jika sedang melompat atau sedang makan maka akan terlihat garis biru yang samar di sisinya. Makanannya terdiri dari sotong, makarel, bonito, ikan terbang.

Marlin hitam memiliki tenaga, ukuran dan ketangguhan yang menjadi tantangan pemancing. Ikan ini dikenal dengan kecepatan renangnya dan diikuti gerak menyelam yang dalam. Ikan terbesar yang pernah ditangkap beratnya mencapai 700 kilogram, sekitar lima kali berat marlin umumnya, di Cabo Blanco, Peru pada 4 Agustus 1953.


Blue Marlin atau Marlin Biru (Makaira nigircan)

Ikan marlin biru terbesar yang pernah ditangkap beratnya 637 kilogram di Vitoria, Brazil 29 Februari 1992. Ikan ini hidup pada perairan hangat. Ikan ini tidak seperti marlin hitam dijumpai juga di Samudra Atlantik berada pada kawasan tropik dari samudra itu. Ikan ini tidak terdapat di kawasan perairan Pelabuhan Ratu.



marlin biru (Makaira nigircan)


Ciri ikan ini adalah sirip pektoralnya tidak pernah kaku, bahkan ketika telah mati masih bisa dilipat ke dalam tubuhnya. Sirip dorsalnya tinggi dan tajam, tingginya lebih dari lebarnya tubuh ikan. Sirip ekornya besar dan berujung tajam.
Ikan jenis ini termasuk petarung agresif yang kerap kali melompat ke udara, seakan-akan tidak kenal lelah. Mereka berenang dengan cepat dan kuat.


White Marlin atau Marlin Putih (Tetrapturus albidus)

Biasanya berat maksimum ikan dewasa jantan hanya 90 kilogram. Sedangkan yang betina sebagaimana ikan-ikan jenis ini bisa tumbuh menjadi raksasa. Ikan terbesar yang pernah ditangkap beratnya hanya sekitar 82,3 kilogram yang juga didapat di Vitoria, Brasil pada 8 Desember 1979.

Ikan ini tersebar di Samudra Atlantik, Teluk Meksiko dan Laut Karibia serta juga di Laut Tengah di Eropa. Ikan ini bisa bermigrasi ke perairan tropis. Dan kerap berada dekat dengan pantai.

Ciri yang paling menonjol adalah sirip dorsal, pektoral dan ekornya berbentuk bulat bukan tajam. Sirip pektoralnya dapat dibengkokkan hingga rapat dengan tubuhnya. Garis sisinya sangat jelas. Warna ikan ini lebih mendekati warna hijau dibandingkan marlin lainnya.


swordfish atau Ikan Todak (Xiphias galduys Linnaeus)

Berat maksimum ikan ini mencapai 682 kilogram, dan yang terberat ditangkap di Iquique, Cili seberat 537 kilogram. Cucutnya paling panjang, lurus dan lebar. Hidup pada suhu 13 hingga 22 derajat Celcius. Ikan ini ditemukan di hampir semua perairan di permukaan bumi.

Ciri paling mudah adalah sungut tajam yang menyerupai pedang. Pedang ini digunakan untuk bertahan atau membunuh, menyerang mangsanya. Makannya seperti marlin lainnya berupa sotong, lumba-lumba, dan makarel.
Punggungnya bisa berwarna coklat tua, perunggu, ungu metalik, biru keabu-abuan atau hitam sama sekali. Sisinya bisa gelap, dan bagian bawahnya putih.

Ikan ini mudah takut oleh kedatangan kapal dan tingkahnya tidak menentu walau jarang sekali mereka menyerang kapal. Sungutnya kerap digunakan untuk memotong tali pancing.

Kini populasi marlin jauh berkurang. Jumlah ini tergantung pada si pemancing. Jika dia baru pertama kali dapat marlin, dia ingin berfoto dengan hasil tangkapannya. Untuk ini tentunya tidak akan dilepas karena harus dibawa ke pelabuhan. Sebetulnya yang paling membuat populasinya turun drastis, menurut Dadi, adalah commercial fishing, atau tertangkap jala. ”Ikan marlin memang enak. Dia merupakan perpaduan antara daging tuna dan tenggiri. Steaknya kan terkenal sekali.”